No Korupsi Adalah Guru "On Time"



LES PRIVAT bpUI-Terkait peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November 2011, OSIS SMAN 1 Jakarta bekerja sama dengan klub SPEAK (Suara Pemuda Anti Korupsi) bersama- sama mengurangi tindak korupsi di sekolah. Salah satunya adalah korupsi waktu.
Untuk menandai hal tersebut, kami mengadakan kegiatan untuk memberi penghargaan kepada guru yang tepat waktu. Tujuannya untuk meningkatkan semangat dan memberi apresiasi terhadap guru-guru yang peduli prestasi anak didik. Maklum, dalam keseharian cukup banyak guru yang tidak tepat waktu, sementara guru on time bisa dihitung dengan jari.
Kami mengumpulkan data dengan cara menyebarkan angket di setiap kelas, mulai kelas X, kelas XI, hingga kelas XII. Dari data yang kami kumpulkan, hasil angket menunjuk satu nama, yaitu Pak Masril SPd. Menurut pendapat para murid, Pak Masril adalah guru yang selalu datang tepat waktu untuk mengajar.
”Iya setuju banget, soalnya sekolah kita kan sistem moving class. Sebelum kita sampai di kelas Fisika, Pak Masril pasti sudah ada duluan di kelas,” begitu pendapat siswa kelas X-3 SMAN I Jakarta, Annisya Putri Utami, yang diiyakan Widya Fikriya. Menurut dia, Pak Masril telah melakukan gerakan antikorupsi dengan mempergunakan waktu sebaik mungkin. Dia tidak menyia-nyiakan waktu. Seperti kata pepatah, waktu adalah uang.
”Dulu waktu kelas X, guru Fisika gue Pak Masril. Beliau selalu mulai mengajar ketika sudah mulai masuk jam pelajarannya dan selesai mengajar ketika waktu mengajarnya habis,” ungkap Farah Widia, siswa kelas XI IPS 4. Dengan contoh kecil seperti tindakan beliau, tambah Farah, siswa-siswa dapat mengambil kebiasaan positif itu agar ke depannya bisa bertambah baik lagi.
Tak menyangka
Penghargaan untuk Pak Masril diberikan saat upacara peringatan Hari Guru Nasional, Jumat (25/11) lalu. Singgih Apryanto, selaku Ketua OSIS SMAN 1 Jakarta, didampingi Hning Cita Langit, siswa yang mempunyai tugas melakukan social venture dari SPEAK, menyerahkan piagam penghargaan dan beberapa hadiah lainnya kepada Pak Masril.
Saat itu suasana lapangan SMAN 1 Jakarta riuh dengan suara teriakan kebahagiaan dan tepuk tangan dari murid-murid yang menyaksikan. Kegiatan itu mendapat respons baik dari seluruh siswa.
”Saya benar-benar tak menyangka akan jadi guru pilihan siswa sebagai guru paling on time. Saya pikir teman-teman guru yang lain juga tidak kalah hebat. Saya hanya mencoba mempergunakan waktu 2 jam pelajaran yang diberikan sekolah sebaik-baiknya,” ujar Pak Masril.
Prestasi Pak Masril tidak hanya itu. Beliau ternyata juga kerap membuka jam tambahan bagi siswa yang ingin memperdalam ilmunya. Beberapa tahun silam, Pak Masril juga pernah mendapat predikat sebagai guru yang memperhatikan peraturan sekolah.
Inovatif
 Peer support klub SPEAK, Rizka Kurnia Rahmah menuturkan, ide pemberian award yang diadakan bertepatan dengan Hari Guru itu merupakan ide yang inovatif. Penghargaan itu dapat menumbuhkan rasa bangga bagi guru-guru yang berdedikasi lebih untuk mengajar, serta menjadi sindiran moral untuk guru yang sering datang terlambat untuk mengajar.
Meski kali ini hanya Pak Masril yang mendapat penghargaan, kami percaya dan yakin seluruh guru di Indonesia punya visi sama, yaitu mencerdaskan anak bangsa dan peduli pada prestasi siswa. Guru-guru juga berperan dalam proses terbentuknya karakter siswa di luar lingkungan keluarga.
Harapan kita semua, guru-guru di Indonesia menjadi lebih tepat waktu demi meningkatkan kualitas generasi muda penerus bangsa. Dengan begitu, para murid juga akan senang dan menjadi lebih termotivasi untuk belajar bila guru yang mengajar selalu bisa memberi contoh yang baik pada para murid.
Semoga tindakan Pak Masril menjadi contoh bagi seluruh guru di Indonesia agar lebih semangat dan tepat waktu dalam mengajar sehingga 10 tahun ke depan bisa menghasilkan siswa-siswa berprestasi yang dapat mengharumkan nama baik Indonesia.
Kami sebagai siswa dan anak muda juga sadar, peduli pada tindak korupsi adalah hal yang penting. Kita tidak bisa hanya menunggu perubahan dari golongan tua untuk jadi lebih jujur. Jauh lebih baik jika kita memperbaiki dan membiasakan diri untuk mempunyai kesadaran terhadap antikorupsi sehingga kita punya rasa malu saat menjadi generasi pengganti yang terbaik 10 tahun ke depan.
”Korupsi itu mudah sekali. Jadi, kita mesti hati-hati. Bahkan, korupsi kecil saja mungkin sering kita lakukan. Jadi, menurut gue sudah susah untuk menghentikan korupsi. Mendingan kita kuatin diri sendiri supaya tetap teguh sama pendirian untuk enggak korupsi,” kata Thomas Aquinas Enrico Adriarso, siswa kelas XI IPS 2. Sementara Eylien Desy Novita, siswa kelas XII IPA 4, berpendapat, ”Harusnya negara kita punya gengsi yang besar seperti Jepang, yang langsung bunuh diri gara-gara malu saat ketahuan korupsi.”
Yuk, MuDAers kita perangi korupsi sekarang juga. (Tim SMAN 1 Jakarta : Hning Cita Langit, Singgih Apryanto, Saliha Utami, Tifany Azza, Jesyca Marchianne Palit)
***
Indonesia Baru Tanpa Korupsi
Klub SPEAK adalah sebuah organisasi anak muda yang peduli Indonesia. Fokusnya antikorupsi. Awal didirikannya SPEAK bertolak dari hasil riset Transparency International Indonesia (TII) tahun 2010 yang menyatakan bahwa anak muda berperan besar dalam usaha mengurangi tindak korupsi di Indonesia.
TII mengadakan focus group discussion (FGD) yang dihadiri 20 orang anak muda di SMA Kolese Gonzaga, Jakarta. Pertemuan itu mengupas mengenai tindak korupsi yang terjadi di sekitar kita sekaligus membahas bagaimana agar bisa menjadi generasi penerus yang antikorupsi.
Nah, hasil pertemuan itulah yang melahirkan SPEAK (Suara Pemuda Anti Korupsi). Melalui SPEAK, anak muda mencoba membangun Indonesia baru tanpa korupsi. Klub SPEAK mengajak anak muda lainnya untuk ikut bergabung melawan korupsi dengan cara yang lebih kreatif, berwarna, dan bernuansa anak muda.
SPEAK juga sering mengadakan acara dengan memberikan suasana yang menyenangkan. Contohnya SPEAK FEST dan SPEAK Forum. Setiap anggota SPEAK tidak akan asing mendengar kalimat ini, ”Kami, generasi baru Indonesia, di mana pun berkarya bersama membangun Indonesia yang bersih dari korupsi.” Itulah bunyi Janji SPEAK.
”Banyak alasan yang bikin gue ikut SPEAK. Salah satunya, berbuat sesuatu yang konkret untuk negara. Gue juga pengin punya lingkungan idealis dengan teman-teman yang sevisi agar bisa saling bantu memperbaiki negara ini,” kata Arby Ramadhan Sudradjat dari Windsor Homeschooling, volunter SPEAK.
 ***
Kata Mereka
Marissa Febrizka, SMA Al-Azhar Kemang Pratama
Ide bagus tuh bikin award on time. Kan guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka ngajar tanpa minta balasan apa pun. Jadi, itu salah satu cara untuk menghargai jasa guru yang sudah mengajarkan kita banyak hal dengan besar hati.
Fera Aderia, SMKN 27 Jakarta Pusat
Acara ini bagus sekali karena guru-guru bisa lebih termotivasi untuk lebih giat mengajar muridnya. Muridnya pun akan lebih lebih giat lagi dari gurunya.
Keanu Affan, SMAN 62 Jakarta
Menurut gue, memang sebaiknya ada award tersendiri. Soalnya bagaimanapun dia yang ngajarin kita. Walaupun penghargaan cuma berupa piagam, semoga bisa diterima dengan senang hati. Soalnya kita enggak mungkin membalas jasa bapak/ibu guru yang enggak terhitung itu.
Rizky Yavi Diamanta, SMAN 99 Jakarta
Idenya bagus banget. Jadi, kan, guru-guru tahu gimana apresiasi murid-muridnya kepada mereka. Mungkin bisa kali ya diadain angket guru yang enggak asyik, jadi kalau guru yang dapet predikat itu tahu, mungkin dia bisa mengubah cara ngajarnya supaya jadi asyik dan lebih santai. He-he-he..
LES PRIVAT SD SMP SMA/GURU LES PRIVAT/GURU KE RUMAH/INTENSIF UAN & SNMPTN/SUPERCAMP SIMAK UI

Postingan Populer