Guru Pahlawan Tampa Tanda Jasa ?
Les Privat bpUI-Sudah sering kita dengar bahwa guru adalah pahlawan tampa tanda jasa ,benarkah itu ?
Belakangan ini guru sering menjadi isu hangat dari mulai media cetak sampai media elektronik ,dikarenakan
beberapa isu antara lain tuntutan guru honorer terhadap pemerintah ,atau mengenai soal uji sertifikasi guru di daerah dan lain-lain. Dilihat dari pengalaman beberapa guru honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun yang telah banyak menciptakan tunas-tunas penerus bangsa ,nasib mereka begitu sangat memperihatinkan , bayangkan dengan gaji tiap bulan tidak lebih dari Rp 200.000,- yang sangat jauh dari UMR apa yang dapat dia lakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sewajarnya dengan pengabdian yang tulus kita dapat lebih menghargai jasa-jasanya ,yang tidak hanya memberikan posisi terhormat pada profesi guru tetapi harus lebih diperhatikan nasib mereka yang perlu perhatian lebih yaitu pemenuhan kebutuhan hidup layak sehingga dapat menunjang kinerja guru terutama
guru honorer dalam mendidik putra-putri kita.
Pemerintah diharapkan tidak hanya memperhatikan guru-guru PNS yang memang sudah lebih sejahtera tetapi guru-guru swastapun harus diberi perhatian yang sama karena merekapun sama-sama pendidik putra-putri kita yaitu anak Indonesia.
Pemerintah bukan tampa usaha memberikan beberapa perhatian kepada guru-guru swasta atau honorer tetapi ulah para oknum nakal yang akhirnya bantuan itu sangat jauh berkurang diterima oleh para guru ,para oknum dengan berbagai dalih untuk mengambil keuntungan terhadap penderitaan para guru.
Telah sering kita lihat dan kita dengar terutama dari televisi bahwa banyak guru yang berprofesi ganda dari mulai tukang ojek ,sampai tukang sampah mereka jalani karena memang tuntutan pemenuhan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan gaji guru honorer yang telah diutarakan diatas.
Semoga tulisan ini memberi inspirasi kepada senua pihak yang peduli terhadap nasib guru-guru kita.
Belakangan ini guru sering menjadi isu hangat dari mulai media cetak sampai media elektronik ,dikarenakan
beberapa isu antara lain tuntutan guru honorer terhadap pemerintah ,atau mengenai soal uji sertifikasi guru di daerah dan lain-lain. Dilihat dari pengalaman beberapa guru honorer yang sudah mengabdi puluhan tahun yang telah banyak menciptakan tunas-tunas penerus bangsa ,nasib mereka begitu sangat memperihatinkan , bayangkan dengan gaji tiap bulan tidak lebih dari Rp 200.000,- yang sangat jauh dari UMR apa yang dapat dia lakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sewajarnya dengan pengabdian yang tulus kita dapat lebih menghargai jasa-jasanya ,yang tidak hanya memberikan posisi terhormat pada profesi guru tetapi harus lebih diperhatikan nasib mereka yang perlu perhatian lebih yaitu pemenuhan kebutuhan hidup layak sehingga dapat menunjang kinerja guru terutama
guru honorer dalam mendidik putra-putri kita.
Pemerintah diharapkan tidak hanya memperhatikan guru-guru PNS yang memang sudah lebih sejahtera tetapi guru-guru swastapun harus diberi perhatian yang sama karena merekapun sama-sama pendidik putra-putri kita yaitu anak Indonesia.
Pemerintah bukan tampa usaha memberikan beberapa perhatian kepada guru-guru swasta atau honorer tetapi ulah para oknum nakal yang akhirnya bantuan itu sangat jauh berkurang diterima oleh para guru ,para oknum dengan berbagai dalih untuk mengambil keuntungan terhadap penderitaan para guru.
Telah sering kita lihat dan kita dengar terutama dari televisi bahwa banyak guru yang berprofesi ganda dari mulai tukang ojek ,sampai tukang sampah mereka jalani karena memang tuntutan pemenuhan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan gaji guru honorer yang telah diutarakan diatas.
Semoga tulisan ini memberi inspirasi kepada senua pihak yang peduli terhadap nasib guru-guru kita.